Setiap orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, termasuk tempat tinggal. Begitulah tekad Saily Ariani bersama suami, Nugrah Fitrian. Namun mewujudkan cita-cita punya rumah sendiri memang tak semudah merangkai kata.
Perjalanan yang harus mereka lalui pun cukup panjang, mulai dari tahap pencarian sampai proses pembelian rumah. Itulah perjuangan yang harus dilalui Saily dan suami untuk mewujudkan tempat tinggal yang nyaman dan aman bagi kedua putranya: Rayyan Fadhilah dan Akram Abdillah.
Berulang kali menemukan kendala tak lantas membuat Saily menyerah. Pasangan ini tetap optimis akan menemukan rumah yang sesuai seperti kriteria mereka. Benar saja, kegigihan membuahkan hasil. Sebuah rumah di Victoria Permai, hunian berkonsep klaster di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, menjadi babak akhir dari proses pencarian pasangan ini.
Mau punya rumah di area Babelan, Bekasi, dengan harga di bawah Rp600 juta? Cek aneka pilihan rumahnya di sini!
Rumah yang dinilai telah memenuhi kriteria ramah anak tersebut kini telah siap dihuni. Namun, Saily beserta keluarga kecilnya yang begitu antusias untuk segera menempati rumah tersebut, harus bersabar menunggu pindah sampai tahun ajaran baru 2021.
Cerita Tinggal di Pemukiman Padat dan Impian Punya Rumah Ramah Anak

Kehadiran anak menjadi magnet kuat bagi Saily dan suami untuk punya rumah sendiri. Sejak menikah tahun 2005 sebenarnya mereka ingin tinggal di rumah sendiri. Tetapi mereka harus kompromi dengan kondisi keuangan yang belum mencukupi. Mereka masih harus menabung untuk biaya uang muka DP rumah. Sementara mereka tinggal di rumah orangtua dulu.
Usai Saily melahirkan anak pertama, mereka memutuskan untuk mengontrak rumah, keluar dari rumah orangtua. Pertimbangannya agar mereka benar-benar merasakan kehidupan rumah tangga yang sebenarnya, belajar mandiri, sekaligus agar termotivasi lebih gigih berusaha untuk membeli rumah.
Sebuah rumah kontrakan yang berlokasi di Harapan Mulia, Kemayoran, Jakarta Pusat, akhirnya menjadi pilihan pasangan ini supaya lebih dekat dengan tempat kerja di Mangga Besar. Untuk itu mereka harus membagi penghasilan buat tabungan uang muka beli rumah dan biaya kontrak rumah.
Jadi alokasi dana buat kontrak rumah sangat terbatas. Diakui Saily, mereka dapat rumah kontrakan dengan dua kamar tidur di Kemayoran dengan lingkungan yang belum ideal, khususnya bagi yang sudah punya anak.
“Kami tinggal di pemukiman yang padat, rumah berdempetan, tidak ada ruang terbuka atau tempat bermain anak. Depan rumah langsung jalanan. Buat anak kecil jadi terbatas geraknya. Apalagi jika anaknya cukup aktif,” papar Saily yang bekerja di bidang jasa penerbangan.
Kehadiran anak di tengah-tengah mereka pada akhirnya mengubah pandangan mereka tentang kriteria rumah idaman. Buat Saily dan Nugrah, rumah idaman mereka yaitu rumah yang ramah anak dan mendukung tumbuh kembang anak.
Dalam artian, rumah yang berada di lingkungan yang asri, memiliki ruang terbuka hijau atau taman, dan dilengkapi tempat bermain. Tak kalah penting adalah lingkungan yang aman.
Cerita Cari Rumah Online Berdasarkan Harga Pasaran di Pinggiran Jakarta

Di tahun 2010, ketika anak pertamanya berusia empat tahun dan sang adik berusia satu tahun, pasangan ini memutuskan untuk segera mencari rumah dengan uang muka yang telah berhasil mereka kumpulkan.
Proses pencarian dimulai dengan menelusuri harga pasaran rumah di pinggiran Jakarta untuk kemudian dibuat listing rumah yang akan disurvei. Caranya, di sela kesibukan bekerja Saily sempatkan melakukan pencarian rumah secara online mengandalkan listing perumahan di Rumah.com untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya dengan lengkap dan cepat.
“Saya cari rumah secara online. Kalau ukuran dan harga rumah masuk kriteria, gambar rumah menarik, dan lokasi cocok, baru disurvei. Kalau tidak yakin, saya tidak survei karena buang waktu," tegas Saily yang ketika membeli rumah benar-benar mempertimbangkan psikologis anak.
"Saya memang concern terhadap lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang anak. Karena anak adalah aset kita di dunia dan akhirat,” tutur ibu dua anak ini.
Dari hasil pencariannya di Rumah.com disimpulkan bahwa mereka akan mencari perumahan di daerah Jakarta Timur seperti Cibubur, dan bergeser ke arah Bekasi, Tambun, dan Cikarang.
“Kami berharap punya rumah di Jakarta yang dekat tempat kerja. Tapi harganya membuat kami harus menabung dulu sampai uang muka cukup. Kalau ditunda terus, ya enggak akan kebeli, karena harga rumah akan naik terus," ujar Saily realistis.
Cerita Pertimbangan Saily Beli Rumah Dekat Kawasan Kota Mandiri

"Umur juga tidak ada yang tau. Kalau terus-terusan tinggal di rumah kontrakan, ketika terjadi sesuatu sama kami, anak-anak mau numpang tinggal sama siapa?! Apalagi rumah juga bisa jadi investasi, buat bekal anak-anak kelak,” tambah Saily.
Awalnya mereka survei ke banyak perumahan di area Cibubur, Tambun, dan Cikarang. Harga propertinya juga terbilang masih terjangkau, tetapi jarak yang cukup jauh menyurutkan minat mereka.
“Harga rumah di sana memang lebih murah. Tapi jarak dari Cibubur atau Tambun ke kantor sekitar tiga jam naik motor. Dari Cikarang lebih lama lagi. Bisa dibayangkan waktu saya habis buat di jalan saja. Saya juga harus mempertimbangkan kondisi fisik, terang Saily.
"Kalau terlalu capek, asam lambung bisa naik, dan asma kambuh. Nanti suami dan anak malah kepikiran. Mau tidak mau, kami harus beralih ke Bekasi yang lebih dekat meski harganya lebih tinggi,” ungkap Saily yang menggunakan motor untuk mobilitas, termasuk juga ke kantor.
Ketika mencari rumah di Bekasi, Saily menjadikan Kota Harapan Indah sebagai tolak ukur. Kota Harapan Indah merupakan kawasan pemukiman terpadu di Bekasi yang menyediakan fasilitas lengkap berkelas kota mandiri.
Adapun fasilitas kawasan kota mandiri ini sangat lengkap mulai dari sekolah, pasar modern, rumah sakit, sarana hiburan seperti waterpark, dan lainnya. Rumah dekat kawasan kota mandiri potensi investasinya jelas akan terus tumbuh mengikuti perkembangan kawasan.
Pencarian rumah pun ditargetkan tak jauh dari Kota Harapan Indah karena kawasan kota mandiri tersebut telah didukung dengan fasilitas yang lengkap. Keuntungan lainnya, jika nilai investasi properti di kota mandiri itu naik maka perumahan di sekitarnya juga akan turut terdongkrak naik.
Pertimbangan lainnya jarak dari kawasan ini ke kantor Saily bisa ditempuh dalam waktu satu jam. Menurutnya kalaupun ada masalah dengan motor, biaya taksi juga tidak terlalu mahal. Selain itu juga bukan daerah yang rawan macet. Kalaupun jalan utama macet, ada banyak jalan alternatif.
"Tidak kalah penting adalah lingkungannya terasa masih asri. Tidak jauh dari sini, ada kawasan perumahan yang harganya lebih murah, tetapi banyak pabrik dan jalannya dilewati truk dan kontainer barang. Jadi kualitas udaranya terganggu,” papar Saily.
Cerita Saily Gagal Beli Rumah Karena Developer Ingkar Kesepakatan Awal

Proses pembelian rumah di kawasan Bekasi yang dialami pasangan ini pun cukup berliku. Ada sebuah rumah di Babelan yang sudah dibelinya, namun berakhir gagal. Saily sudah bayar uang muka DP rumah sesuai kesepakatan, tapi setelah DP rumah lunas rumahnya tidak segera dibangun dan akad kredit pengajuan KPR dengan bank juga tidak langsung diproses.
Saily memaparkan masalahnya, "Kami baru dikabari pihak developer setelah delapan bulan, katanya ada kenaikan uang muka DP rumah. Kami tidak setuju karena mereka tidak komitmen dengan kesepakatan awal. Pihak developer akhirnya membatalkan dan mengembalikan DP yang sudah kami lunasi.”
Tak terasa, hampir sepuluh tahun mereka mencari rumah namun belum juga menemukan yang cocok. Benar kata orang, mencari rumah memang beda-beda tipis dengan mencari jodoh. Sekalinya sudah cocok, tetap masih harus menunggu kejelasan akad (kredit). Jadi penting untuk terus punya semangat.
“Kami sampai hopeless untuk beli rumah di Jakarta. Ketika ada tawaran pekerjaan di Palembang, kebetulan suami asal sana, kami kepikiran pindah ke sana saja. Tinggal di kebun, ha ha ha. Tapi kami tetap berusaha dan optimis bahwa suatu saat akan menemukan rumah yang benar-benar sesuai keinginan kami,” ujarnya.
Ketika memulai pencarian rumah lagi, mereka survei ke Mutiara Gading City yang berada dekat Kota Harapan Indah. Keunggulannya, rumah dengan luas tanah 80 m2 yang dibangun dua lantai ditawarkan dengan harga cukup terjangkau.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com.
Namun, saat itu proses akad kredit ke bank untuk pengambilan KPR terhambat, karena Saily sedang dalam pantauan BI Checking. Sebenarnya ia sudah selesaikan masalah BI Checking, tetapi untuk proses clearing membutuhkan waktu 12 bulan. Sedangkan pihak pengembang perumahan saat itu kebetulan tidak dapat membantu prosesnya.
Tak jauh dari Mutiara Gading City ada perumahan yang tidak masuk dalam listing, tetapi pasangan ini tertarik untuk melihatnya. Sewaktu masuk kompleks perumahan Victoria Permai, pasangan ini entah mengapa langsung merasa klop.
Cerita Pengembang Perumahan Kooperatif dan Serah Terima Kunci Rumah

Tetapi ada kendala lain. Unit rumah yang tersedia hanya ukuran kecil. Unit yang lebih besar telah habis dipasarkan. Sementara mereka membutuhkan unit yang lebih besar untuk kenyamanan anak-anaknya. Pertimbangan lainnya, luas tanah adalah modal awal, sedangkan luas bangunan masih bisa direnovasi nantinya sesuai kebutuhan.
“Unit rumah dengan tipe 42 dan luas tanah 90 m2 sudah habis. Kami membutuhkan luas tanah minimal 90 m2 supaya bisa untuk jangka panjang. Jika nanti ada bujet dan membutuhkan ruang tambahan, bisa dibangun menyusul. Yang penting tanahnya sudah dipersiapkan,” jelasnya.
Seperti jodoh yang sudah ditakdirkan, tiba-tiba datang kabar dari pihak pengembang bahwa akan dibuka blok baru, yaitu Blok Asri yang berisi unit dengan luas bangunan 42 m2 dan tanah 90 m2, sesuai kebutuhan pasangan ini.
Saily menuturkan, “Di siteplane tergambar ada unit rumah di pojokan yang menghadap ke taman dan di sebelahnya akan dibangun danau. Letaknya sangat menguntungkan. Jalan di depan rumah juga luas, ada jalan dua arah masing-masing 8 meter dan separasi jalan sekitar 6 meter. Jadi tidak merepotkan soal parkir kalau ada tamu datang.”
Pihak pengembang Victoria Permai pun dianggapnya sangat kooperatif. “Waktu saya cerita masih dalam pantauan BI Checking, ternyata pihak developer bersedia membantu. Bahkan, saat saya bilang bisa memberikan uang muka DP rumah Rp75 juta, developer menyarankan untuk DP Rp50 juta saja, supaya sisanya bisa dipakai buat renovasi rumah."
Tips Rumah.com
Jika dana terbatas, tak ada salahnya mencari rumah di sekitar kawasan kota mandiri yang telah didukung fasilitas yang lengkap. Keuntungan lainnya, jika nilai investasi properti di kota mandiri itu naik maka perumahan di sekitarnya juga akan turut terdongkrak naik.
"Bukan cuma itu, ketika saya ajukan kemudahan pembayaran DP rumah dicicil sampai 15 kali, developer setuju. Tidak pikir lama lagi, saya langsung bayar uang tanda jadi beli rumah tersebut. Padahal harga rumah di Victoria Permai lebih mahal dibandingkan perumahan sebelumnya. Tapi kami tidak keberatan karena sangat terbantu dengan pihak developer,” ungkapnya.
Di luar dugaan, proses pembelian rumah tersebut cukup cepat. Survei rumah pada November 2018, kemudian Februari 2019 mulai pembangunan rumah, dan selesai pada Mei 2019. Dengan angsuran DP sebanyak 15 kali, seharusnya serah terima kunci rumah pada Februari 2020. Tetapi Saily lunasi DP saat angsuran ke-8. Jadi, serah terima kunci pun dipercepat menjadi Mei 2020.
Cerita Saily Pindah ke Rumah Baru Menunggu Tahun Ajaran Baru

Penantian Saily yang panjang akan rumah idaman, rumah yang ramah anak, akhirnya membuahkan hasil. Tipe rumah 42 dengan luas tanah 90 m2 seharga Rp510 juta akhirnya menjadi milik keluarga kecil ini.
“Dengan sistem one gate dan penjagaan satpam di pintu masuk blok, keamanan lingkungan perumahan ini terjaga. Kami sangat peduli pada keamanan. Anak-anak tidak mau pakai Asisten Rumah Tangga (ART) supaya tidak ada orang lain di rumah," jelas Saily yang menyetujui keinginan anak-anaknya untuk tidak pakai ART asalkan mereka bisa mandiri.
"Jadi selama kami bekerja, anak-anak berdua saja di rumah. Tentunya kami siapkan keperluan mereka selama di rumah, misalnya dengan menyediakan makanan,” paparnya. Bahkan, kedua anak laki-lakinya juga turut membantu pekerjaan rumah semampu mereka, seperti merapikan kamar, menyapu dan mengepel lantai.
Pencarian Agen
Hubungi Agen Profesional yang Akan Membantu Kebutuhan Anda
Setelah melakukan renovasi kecil untuk menutup bagian atas halaman belakang, rumah tersebut kini sudah siap dihuni. Namun keluarga ini tidak langsung menempatinya.
“Kami berencana pindah tahun depan, saat tahun ajaran baru sekolah. Menunggu anak yang kecil berusia 11 tahun lulus SD, dan anak yang besar berusia 14 tahun lulus SMP. Kami sudah daftarkan sekolah buat anak-anak di sini. Nanti, kami pindah rumah sekalian anak-anak pindah sekolah baru,” ujar Saily.
Setiap akhir pekan, kalau tidak ada acara lain, keluarga ini begitu antusias mengunjungi rumah barunya. Sekadar untuk merapikan rumah, seperti memotong rumput di halaman, atau anak-anak bermain bola atau layangan dengan bebas.
“Dunia anak adalah dunia bermain. Dulu saya sedih melihat dan mendengar cerita anak-anak yang tidak bisa bebas main layangan, sepakbola, atau bulu tangkis karena keterbatasan lahan, tidak ada lapangan. Anak-anak main di jalanan, risikonya dimarahin orang karena dianggap berisik. Pernah kejadian bola mereka dibelah orang supaya nggak bisa main lagi,” ungkapnya.
Saily dan suami sangat bersyukur sekarang bisa melihat anak-anak bahagia, bebas bermain. Rasanya seluruh perjuangan mereka membeli rumah sudah terbayar tuntas begitu melihat anak-anaknya tertawa bahagia.
Bagi yang masih berjuang mencari rumah impian, Saily memberikan saran, “Tetap optimis. Belum tentu semua orang punya kemudahan. Kalau ada rasa optimis, percaya diri, keyakinan, pasti ada kemudahan.”
Itulah cerita perjalanan Saily untuk punya rumah sendiri, rumah yang ramah anak dengan lingkungan yang menyenangkan. Dan masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Teks: Siti Rahmah, Foto: Zaky Muhamad
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.