Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Atasi Beratnya LDR dengan Rumah KPR

Wahyu Ardiyanto
Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Atasi Beratnya LDR dengan Rumah KPR
Begitulah ungkap Mochammad Yusuf Handoko tentang arti sebuah rumah. Ia menikahi Rika Karlina Ahmad pada Oktober 2016, dan dengan terpaksa harus tinggal terpisah. Rika di Bandung bersama orang tuanya. Sementara Yusuf mengontrak rumah di kawasan Cikarang, di dekat tempat kerjanya.
“Sungguh bahagia akhirnya bisa tinggal satu rumah dengan suami. Sebab, saya sempat mengalami hubungan jarak jauh selama hampir empat tahun yang rasanya terkadang sungguh berat,” ujar Rika, ibu dari seorang anak yang dipanggilnya Abim.
Bolak-balik CikarangBandung dijalani Yusuf dalam waktu cukup panjang. Rika pun merasa bahwa harus ada perubahan dari hidup berumahtangga yang seperti ini. Karena itu, ia bertekad untuk memiliki rumah sendiri dan tinggal bersama suami. Di sisi lain, orang tua Rika mengizinkannya keluar dari rumah asal sudah punya rumah sendiri.
Mau punya rumah di area Cikarang, seperti rumah Yusuf dan Rika yang dekat kawasan industri dan bagus buat hunian sekaligus investasi? Temukan pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp500 jutaan di sini!
Dengan menempuh perjuangan selama bertahun-tahun, berpegang pada motivasi yang kuat untuk bisa punya rumah sendiri, Yusuf dan Rika akhirnya berhasil mewujudkan impian mereka untuk tinggal bersama di bawah satu atap. Di rumah milik mereka sendiri.

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Terpaksa LDR, Terganjal Utang Biaya Nikah

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Terpaksa LDR, Terganjal Utang Biaya Nikah
Yusuf yang harus bolak-balik ke Bandung bercerita, “Dalam sebulan saya bisa dua sampai tiga kali ke Bandung demi melepas rindu ke keluarga. Kalau tidak pakai motor, ya naik bis karena belum ada mobil. Kalau naik bis ongkosnya PP Rp140.000, kalau naik motor hanya setengahnya, tapi ya lelah.”
Tak hanya Yusuf, terkadang Rika yang menempuh jarak BandungCikarang, sekitar 2 jam, demi menyambangi Yusuf saat libur kerja. Tak terasa, dengan long distance relationship atau LDR ini banyak biaya yang dikeluarkan, mulai dari ongkos setiap akhir pekan, juga biaya sewa rumah di Cikarang.
Dalam suatu kondisi di mana Rika sedang sakit, keinginannya untuk tinggal bersama suami pun semakin menguat. Ia pun langsung menelepon Yusuf dan berdiskusi, bahwa mereka harus segera memiliki rumah sendiri agar bisa tinggal bersama.
Sayangnya, rencana untuk punya rumah sendiri terpaksa harus ditunda. Ada kewajiban yang harus mereka tunaikan terlebih dulu, yaitu membayar cicilan utang di bank. Sebelum menikah, Yusuf memang mengajukan utang ke bank untuk biaya resepsi pernikahan mereka.
Setelah cicilan utang selesai dalam dua tahun, tekad Rika untuk memiliki rumah sendiri semakin bulat. Saat Yusuf pulang ke Bandung, mereka kemudian membahas rencana untuk memiliki rumah sendiri. Dan menurut Rika, ada alasan lain yang tak kalah penting bahwa mereka harus bisa segera tinggal serumah. Mendidik anak berdua, tentu lebih baik dibanding hanya dididik oleh ibunya saja.

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Ikut Arisan Jadi Strategi Menabung DP Rumah

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Ikut Arisan Jadi Strategi Menabung DP Rumah
Yusuf dan Rika kemudian membuat rencana untuk membeli rumah. Dan menabung jadi pilihan mereka guna menyiapkan dana pembelian rumah. Tujuannya agar mereka punya modal awal untuk membeli rumah, setidaknya cukup buat DP rumah.
Yang unik, Yusuf dan Rika memiliki cara menabung yang berbeda. Keduanya mengikuti arisan di kantor mereka masing-masing. Ketika mereka mendapat giliran uang arisan, maka uangnya langsung segera ditabung. Mereka memang selalu menyisihkan sedikit uang untuk ditabung, tetapi arisan dianggap sebagai sebuah solusi.
“Dulu rasanya tuh sulit bisa nabung di bank, soalnya suka gatel pengen diambil. Buat kita yang boros, arisan itu efektif karena sifatnya kan wajib setor. Kalau menabung biasa kadang mikirnya, ah pakai dulu, nanti sisanya baru ditabung,” ujar Rika sambil tertawa.
Pola hidup hemat juga dilakukan oleh pasangan ini, saat itu pengeluaran seperti membeli baju atau mengganti gadget baru termasuk pengeluaran yang dihindari. Pertimbangan mereka, hal tersebut bukan merupakan kebutuhan yang utama.
Saat mulai menabung, mereka juga kerap berdiskusi mengenai target rumah yang akan dicari. Meskipun uang tabungan belum seberapa, mereka sudah mulai mencari informasi rumah dijual. Hasil diskusi awal, mereka memutuskan untuk mencari rumah seken di daerah Cikarang.
“Alasan kita pilih rumah seken supaya harganya lebih terjangkau. Kebetulan waktu itu sedang ada program kredit dari perusahaan Yusuf. Jadi kita berencana memanfaatkan fasilitas tersebut untuk membeli rumah seken,” jelas Rika.

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Batal Beli Rumah Kampung Terkendala Plafon Pinjaman

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Batal Beli Rumah Kampung Terkendala Plafon Pinjaman
Ada pembagian tugas unik dari Yusuf dan Rika saat mencari rumah, karena mereka tinggal berjauhan. Rika bertugas mencari info rumah dijual di daerah Cikarang melalui internet, salah satunya lewat listing properti di jual di Rumah.com di mana banyak filter pencarian yang dapat memudahkan perburuan rumah impian, dan Yusuf bertugas mensurvei hasilnya.
Target awal mereka adalah mencari rumah di perkampungan sekitar Cikarang. Alasan memilih rumah kampung, karena umumnya harganya lebih terjangkau dibanding harga rumah di kompleks perumahan.
Setelah beberapa saat mencari info, mereka mendapatkan info sebuah rumah yang akan dijual. Rumah dengan luas bangunan 90 m2 tersebut harganya cukup terjangkau, yaitu Rp180 juta. Rika tertarik, dan setelah Yusuf melakukan survei, mereka langsung memberikan uang muka DP rumah sebesar Rp2 juta.
Yusuf pun segera mengajukan kredit ke perusahaannya untuk pendanaan pembelian rumah. Sayangnya, pengajuan tersebut ditolak, karena plafon yang disetujui tidak sampai 50% dari harga rumah tersebut. Rencana untuk punya rumah di perkampungan pun pupus.
Uang muka rumah tersebut terpaksa direlakan hangus. Mereka sengaja tidak menagih uang muka rumah yang sudah dibayarkan, karena sudah tiga kali datang ke rumah tersebut dan merasa tidak enak dengan pemiliknya karena tidak jadi membeli rumah itu.
Setelah gagal membeli rumah incaran pertama di perkampungan, Rika melanjutkan pencariannya lewat listing properti di jual di Rumah.com. Ia mendapat info ada rumah yang mau over kredit di perumahan subsidi Vila Mutiara Cikarang. Karena rumah subsidi, tentunya cicilan rumah tersebut pasti terjangkau.

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Batal Over Kredit, Incar KPR Rumah Subsidi

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Batal Over Kredit, Incar KPR Rumah Subsidi
“Setiap survei supaya Rika bisa langsung lihat biasanya saya melakukan video call dengannya. Jadi bisa langsung diskusi. Selain itu saya juga mengirimkan foto dan video tentang rumah yang saya survei melalui Whatsapp,” jelas Yusuf.
Rumah subsidi yang Yusuf datangi ini sebenarnya sudah rapi, tapi ada dua alasan yang mengganjal. Pertama, rumahnya sudah direnovasi. Rika kurang sreg karena dapur berada di depan. Menurutnya, dapur itu idealnya di belakang, karena acap kali berantakan.
Kedua, rumah tersebut cicilannya bukan cicilan subsidi lagi, sudah jadi cicilan komersial. Penyebabnya adalah rumah tersebut sudah direnovasi total, jadi tidak bisa dikategorikan lagi sebagai rumah subsidi. Menurut aturan, rumah subsidi memang tidak boleh diubah fasadnya dalam waktu lima tahun pertama.
Alasan kedua inilah yang membuat Rika membatalkan rencana over kredit, karena cicilannya terlalu tinggi. Bila renovasi memindahkan dapur bisa diakali, tapi menurunkan cicilan dari komersial ke cicilan subsidi tidak memungkinkan.
Batal dengan pembelian sistem over kredit, akhirnya mereka mengubah rencana lagi, yaitu akan mencari rumah subsidi dengan sistem KPR. Rumah yang kemudian disurvei Yusuf adalah Puri Nirwana. Kompleks rumah tersebut cukup menarik, karena unitnya banyak dan akses jalannya sudah dicor.
Yusuf sempat survei, bertemu bagian pemasaran, dan bahkan sudah memilih blok rumah. Untung saja mereka tidak langsung mengurus pembelian. Saat Rika mencari info tentang perumahan tersebut melalui internet, yang pertama ia dapat adalah info banjir di kompleks tersebut.

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Cari Rumah Murah dengan Syarat Bebas Banjir

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Cari Rumah dengan Syarat Bebas Banjir
Rika pun menelisik lebih jauh mengenai informasi tersebut. Ternyata memang akses utama di perumahan tersebut banjir. Meskipun pihak pemasaran menyatakan air tidak pernah masuk ke rumah, tapi dia langsung membatalkan pembelian rumah di kompleks tersebut. Sebab, Rika punya pengalaman pahit terkait dengan banjir.
“Rumah saya di Bandung pernah kebanjiran. Waktu itu air masuk ke rumah sekitar 30 cm. Segitu aja, bersihinnya repot banget. Pengalaman tersebut jangan sampai terulang lagi. Pokoknya rumah yang saya tempati harus bebas banjir,” tegas Rika.
Total enam perumahan yang sudah disurvei Yusuf, berkeliling mencari rumah ‘murah’ di kawasan Cikarang. Mulai dari rumah di perkampungan hingga perumahan subsidi. Berbekal arahan dari pencarian Rika melalui internet sebelumnya.
“Karena seringkali akhir pekan harus ke Bandung, saya surveinya setiap pulang dari kerja. Kebetulan pekerjaan saya liburnya tidak selalu akhir pekan, jadi kalau tidak ke Bandung ya saya survei rumah,” kata Yusuf.
Saat bingung kemana lagi harus mencari rumah yang ideal untuk mereka tinggali, teman Yusuf memberi informasi mengenai kompleks perumahan Jaya Sampurna Residence. Dan yang pertama kali ditanyakan Rika adalah: apakah kompleks tersebut banjir atau tidak.
Sang teman menjamin bahwa kompleks perumahan tersebut bebas banjir, karena ia juga tinggal di perumahan tersebut. Yusuf pun langsung survei lokasi dan merasa cocok dengan kompleks Jaya Sampurna Residence.

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Pilih Rumah di jalan Utama Tambah DP Rp2 Juta

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Rumah di jalan Utama Tambah DP Rp2 Juta
Selain aman dari banjir, fasilitas umum di lingkungan perumahan tersebut juga terbilang lengkap. Sekolah, klinik kesehatan, dan mini market jaraknya cukup dekat dengan kompleks perumahan. Mereka pun tak perlu bingung untuk memenuhi keperluan harian hingga pemenuhan pendidikan untuk si kecil.
Spesifikasi bangunan rumah di kompleks ini juga terbilang baik. Salah satu hal yang disukai dari rumah ini adalah penerapan double wall untuk satu sisi temboknya. Hal ini cukup jarang ditemukan di perumahan subsidi.
“Jadi tembok di perumahan ini terbilang unik. Satu sisi menggunakan single wall, sisi satunya menggunakan double wall. Ini terhitung jarang untuk rumah subsidi, karena biasanya sisi kanan kiri rumah menggunakan single wall,” kata Rika.
Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Rumah.com
Bahan tembok dari bata ringan juga menjadi kelebihan rumah subsidi ini, karena strukturnya kuat dan terkenal lebih tahan api. Kerangka atap rumah yang terbuat dari baja ringan membuat strukturnya lebih kuat dan bebas rayap.
Satu lagi yang disukai dari kompleks perumahan ini adalah penggunaan keramik ukuran 40x40 cm untuk lantainya. Padahal, umumnya rumah subsidi menggunakan lantai 30x30 cm. Penggunaan keramik lebar membuat rumah terasa lebih lapang dan mewah.
Rika memilih rumah di jalan utama dengan uang muka rumah atau DP sebesar Rp17 juta. DP rumah tersebut lebih mahal Rp2 juta dibandingkan dengan lokasi rumah non-jalan utama. Awalnya mereka mendapat rumah yang posisinya tusuk sate, tapi Yusuf kurang sreg. Kebetulan di jalan utama ada satu unit rumah yang batal dibeli orang, mereka pun segera memilih rumah tersebut.

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Beli Rumah Subsidi Untung Banyak, Sisa Tabungan Banyak

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Beli Rumah Subsidi Untung Banyak, Sisa Tabungan Banyak
“Mengapa kita putuskan untuk mengambil unit di jalan utama, karena posisinya strategis dan banyak dilalui orang, jadi terasa aman. Mudah-mudahan kalau suatu saat nanti punya usaha, posisi rumah ini sudah jadi modal awal kita, karena strategis dan orang bisa lihat,” ujar Rika.
Sebagai tanda jadi, di awal Yusuf membayar DP rumah tersebut sebesar Rp2 juta terlebih dahulu. Setelah membayar, Rika sempat meragukan reputasi pengembang perumahan tersebut. Sebab, tidak ada kontak lagi dari pihak pengembang untuk menagih sisa DP rumah. Ia yang harus aktif menanyakan kapan harus membayar sisa DP rumah, dan ditransfer ke rekening mana.
“Waktu itu kan harus transfer sisanya yang Rp15 juta. Saya sempat khawatir juga, ini penipuan gak ya. Soalnya kok cuek banget itu bagian pemasarannya. Sebagai jaga-jaga, bukti transfer saya simpan sih,” kata Rika.
Rika merasa senang dengan pilihan rumah subsidi yang dia ambil, karena uang mukanya terjangkau. Harga Rp17 juta untuk DP rumah tersebut sudah termasuk biaya BPHTB dan notaris. Proses pengajuan KPR Yusuf ke bank BTN pun berjalan dengan mulus. Harga rumah yang diajukan masuk ke dalam plafon kredit, dengan tenor 20 tahun.
Mereka akhirnya melakukan akad kredit pada Desember 2019. Impian tinggal satu rumah bersama suaminya pun akhir bisa terwujudkan. Rumah ini pun tidak terlalu jauh dari tempat kerja Yusuf, hanya sekitar 20 menit saja dengan mengendarai motor.
Kelegaan Rika lainnya, jumlah tabungan dan hasil arisan yang ia dan Yusuf kumpulkan selama dua tahun berhasil mencapai Rp75 juta dipotong uang muka untuk KPR rumah subsidi pun tak terasa membebani. Bahkan masih ada sisa tabungan yang cukup banyak.

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Sisa Tabungan untuk Renovasi Rumah

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Sisa Tabungan untuk Renovasi Rumah
Setelah proses akad kredit selesai, Rika langsung merencanakan proses renovasi rumah karena masih ada sisa tabungan. Ada tiga target renovasi yaitu bagian teras, dapur, dan laundry room. Renovasi teras dilakukan Yusuf dengan memasang keramik untuk seluruh bagian teras dan memasang atap beserta plafonnya.
Hasilnya, teras jadi terasa lebih luas. Sekarang teras jadi spot favorit bersantai dan tempat bermain Abim. Efek dari pemasangan atap, ruang dalam rumah juga terasa lebih sejuk. Pilihan warna cerah untuk keramik dan cat pun turut membuat rumah mereka terlihat lega.
Untuk area dapur jadi tantangan tersendiri untuk Rika. Sebab, lebar tanah sisa di bagian belakang rumahnya hanya 1,5 m. Sementara dia ingin bentuk dapurnya letter L. Setelah memeras otak, akhirnya ruang yang terbatas justru memberi keuntungan. Ia bisa bekerja dengan lebih efektif karena memasak sambil cuci piring bisa dilakukan sekaligus, tanpa harus berpindah tempat.
Rika juga bahagia bisa memiliki laundry room sendiri. Area mencuci ini juga dia rancang dengan memanfaatkan ruang seefektif mungkin. Urusan mencuci dan menjemur baju pun terasa lebih mudah, karena lokasinya berada di satu tempat. Praktis dan tidak perlu mondar-mandir saat menjemur baju.
“Proses renovasi ini menghabiskan dana Rp40 juta, tapi kita puas. Rumah subsidi yang awalnya memiliki luas bangunan 30 m2 kini menjadi 40 m2. Jadi jauh lebih nyaman untuk ditinggali dibanding sebelumnya. Sisa uang yang masih ada juga dipergunakan untuk membeli perabotan rumah,” papar Rika.
Bisa pindah rumah dan tinggal bersama keluarga kecilnya menumbuhkan rasa bahagia bagi Rika. Namun, di awal kepindahannya, Rika sebenarnya sempat menyimpan rasa khawatir. Pindah dari Bandung ke Cikarang berarti ia harus merelakan pekerjaannya selama ini.

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Rumah Subsidi Solusi untuk Punya Rumah Sendiri

Cerita Rumah Yusuf dan Rika: Rumah Subsidi Solusi untuk Punya Rumah SendiriSaat tinggal terpisah, mereka berdua memang sama-sama bekerja. Ada dua pemasukan untuk keuangan keluarga mereka. Saat pindah ke Cikarang, Rika memutuskan resign dan tak lagi bekerja. Artinya, hanya ada satu pemasukan untuk keuangan keluarga.
“Rasa khawatir mengenai masalah keuangan sempat muncul. Tapi ternyata setelah dijalani, semua baik-baik saja. Mungkin ini berkah tinggal serumah dengan suami. Penghasilan dari satu pintu tetap bisa mencukupi kebutuhan keluarga karena kami belajar tidak boros lagi. Bahkan tetap bisa berbagi kepada orang tua,” papar Rika.
Berkah lain yang Rika peroleh selain pindah ke Cikarang adalah ia tinggal di lingkungan yang menyenangkan. Meskipun tinggal di kompleks perumahan, tapi suasananya guyub seperti di perkampungan. Warga masih sering bergotong royong bersama di kompleks perumahannya.

Tanya Rumah.com

Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

“Rasanya senang dan bersyukur, nggak sangka setelah perjalanan panjang nyari rumah, kalau sudah waktunya ada saja jalannya, dimudahkan, dan dilancarkan. Pas lagi ada rezekinya, pas ketemu rumah di lokasi yang cocok,” ujar Yusuf.
Ia pun menambahkan lagi, “Akhirnya bisa bawa istri dan anak ke Cikarang, setelah nyaris empat tahun berjauhan. Sangat menguras segalanya, ya materi juga perasaan. Karena sudah nikah tapi jauhan sama istri dan anak itu tidak enak. Setiap harus kembali ke Cikarang pasti sedih”
Itulah pengalaman panjang Yusuf dan Rika dalam mewujudkan rumah impian hasil dari jerih payah mereka berdua. Masalah LDR akhirnya selesai dengan mengambil KPR rumah subsidi. Cerita yang manis dan bisa jadi inspirasi bagi Anda yang menjalani hubungan jarak jauh.
Itulah cerita perjuangan Yusuf dan Rika yang berhasil punya rumah sendiri dengan membeli rumah subsidi. Rumah dengan skema cicilan KPR yang jadi solusi LDR. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Teks: Agung Marhaenis, Foto: Rika Karlina Ahmad

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini