Dikejar Debt Collector? Pahami Cara Kerja dan Pengaduan Oknum Nakal

Tim Editorial Rumah.com
Dikejar Debt Collector? Pahami Cara Kerja dan Pengaduan Oknum Nakal
RumahCom – Harga dari berbagai kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan terutama ketika sedang menghadapi sebuah hari – hari besar. Tidak sedikit harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan disebabkan tingginya jumlah permintaan pada hari tertentu. Terkadang kenaikan harga kebutuhan pokok membuat Anda sedikit terkejut karena melebihi anggaran belanja Anda pada umumnya.
Kondisi yang darurat seperti ini juga membuat Anda harus memutar otak untuk mencari cara bagaimana agar kebutuhan pokok bisa terpenuhi. Salah satu metode yang umumnya dipakai untuk mendapatkan uang dalam waktu yang singkat adalah dengan meminjam uang melalui aplikasi atau badan peminjaman uang.
Meminjam uang untuk kebutuhan pokok masih bisa dikategorikan sebagai salah satu hal yang wajar akan tetapi jika Anda meminjam uang hanya untuk membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan barulah hal tersebut menjadi sangat sia – sia. Tidak sedikit orang yang memanfaatkan jasa peminjaman uang hanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan gaya hidupnya yang mewah. Selalu merasa ingin lebih dari orang lain membuat banyak orang menjadi lupa diri dan akhirnya memilih untuk meminjam uang hanya untuk membeli apa yang bisa membuatnya puas.
Kondisi ini sangat umum terjadi di Indonesia, dan sangatlah disayangkan karena tidak sedikit yang tidak mampu untuk membayar utang mereka dikarenakan jumlah dan bunganya yang terlalu tinggi. Ketika Anda sudah tidak mampu membayar utang maka otomatis pihak pemberi pinjaman akan mulai menghubungi Anda untuk menanyakan masalah utang Anda. Namun, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan debt collector itu? Agar Anda bisa lebih memahami tentang debt collector maka pada artikel kali ini akan dibahas mengenai:
  1. Pengertian dari Debt collector
  2. Cara Kerja Debt collector yang Sesuai dengan Aturan
  3. Memahami Etika Penagihan Debt collector ke Konsumen yang Tepat
  4. Cara Mengadukan Debt collector Nakal
    1. Bank Indonesia
    2. Otoritas Jasa Keuangan
    3. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
    4. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia
    5. Kantor Polisi
  5. Hak Nasabah dan Hukum Dasar Debt collector
    1. Hak Nasabah
    2. Hukum Dasar Debt collector

1. Pengertian dari Debt collector

Setiap perusahaan mempunyai tim penagih utang yang secara langsung turun ke lapangan. (Foto: Grid Oto)
Ketika Anda sudah tidak mampu membayar dan melunasi utang maka perusahaan penagih utang akan mulai menghubungi Anda secara langsung melalui layanan telepon untuk menanyakan tentang masalah utang Anda. Apabila ternyata Anda tidak memberikan tanggapan langsung maka tahapan selanjutnya pihak penagih utang akan mengirimkan seseorang yang disebut sebagai debt collector.
Dilansir dari Kamus Tokopedia, debt collector adalah seseorang atau agen penagihan utang yang dikirimkan langsung dari bank atau pihak ketiga dengan tujuan untuk menagih piutang yang terdapat pada pihak peminjam. Debt collector ini juga terdapat banyak macamnya dan mempunyai cara kerja yang berbeda – beda.
Salah satu debt collector yang paling ditakuti adalah debt collector yang terjun langsung ke lapangan untuk menagih utang yang Anda miliki secara langsung. Namun, terkadang sikap debt collector yang terlalu berlebihan menjadi sangat disayangkan dan cukup membuat resah banyak orang.
Dilansir dari Kompas Megapolitan, tidak hanya di negara Indonesia saja ternyata negara luar juga mempunyai model penagihan utangnya sendiri. Akan tetapi, pada negara lain metode penagihan utang dilakukan sangat manusiawi melalui negosiasi, diplomasi dan cara lainnya yang lebih bersahabat dan terdapat kode etik yang sangat mengikat. Berbeda halnya dengan perlakuan debt collector di Indonesia yang cenderung lebih memakai cara kekerasan hingga teror.
Banyak yang menilai bahwa cara perektrutan jasa debt collector di Indonesia masih mengandalkan perusahaan outsourcing atau melalui pihak ke tiga sehingga mengakibatkan tidak kompetennya tenaga penagih dan hanya mengandalkan modal fisik saja. Tenaga penagih juga seringkali tidak mengetahui rambu atau batasan dari pihak ke tiga untuk melakukan penagihan secara benar dan baik sesuai aturan. Hal inilah yang membuat tindakan debt collector sering menjadi berlebihan.

2. Cara Kerja Debt collector yang Sesuai Aturan

Setiap pekerjaan pasti mempunyai aturannya masing – masing. (Foto: Pixabay)
Setiap agen penagihan mempunyai cara kerjanya masing – masing yang berbeda. Tidak semua debt collector hadir dengan tugas untuk turun langsung ke lapangan untuk menagih utang kepada peminjam secara langsung. Di bawah ini adalah jenis agen penagihan dengan cara kerjanya masing – masing:
  • Desk Collector bertugas sebagai tingkat pertama dalam penagihan utang. Cara kerja yang harus dilakukan oleh desk collector adalah dengan mengingatkan tanggal jatuh tempo utang pada debitur. Metode pengingatan dilakukan melalui media telepon dan harus menggunakan bahasa yang sopan dan halus karena posisinya sebagai pelayan nasabah.
  • Juru Tagih bertugas sebagai seseorang yang mengetahui kondisi debitur dan kondisi finansialnya. Juru tagih harus memberikan pengertian yang baik secara persuasif dan mengingatkan kewajiban dari seorang debitur untuk membayar utangnya dengan cara mengangsur. Juru tagih juga bisa memberikan tenggat waktu bagi debitur untuk membayar utangnya.
  • Juru Sita mempunyai peran untuk datang pada rumah seorang debitur yang masih belum melakukan pembayaran tunggakan utang dan melakukan penyitaan. Juru sita juga bisa memproses secara hukum seorang debitur yang enggan melakukan kewajibannya untuk melunasi utang mereka.

Tips Rumah.com

Perhatikanlah tugas dari debt collector. Jangan sungkan untuk menegur apabila sifatnya menjadi tidak sopan.

3. Memahami Etika Penagihan Debt collector ke Konsumen yang Tepat

Setiap kegiatan penagihan yang dilakukan harus mengikuti etika yang berlaku. (Foto: The Straits Times)
Bank Indonesia telah mengatur sebuah mekanisme dalam etika penagihan yang dilakukan oleh debt collector dalam sebuah surat edaran dengan nomor 14/17/DASP yang harus dipahami oleh seorang debitur. Di bawah ini adalah beberapa etika yang harus diikuti oleh debt collector ketika melakukan penagihan:
  • Dilansir dari Cermati, setiap debt collector harus dilengkapi dengan identitas yang lengkap beserta surat tugas yang jelas dari perusahaan yang terutang.
  • Seorang debt collector juga tidak boleh melakukan berbagai bentuk tindak kekerasan, pengancaman dan melakukan penekanan secara fisik yang bisa merugikan nasabah. Apabila seorang debt collector melakukan hal ini maka nasabah berhak untuk melaporkan pada pihak berwajib.
  • Penagihan tunggakan nasabah hanya boleh dilakukan langsung kepada nasabah atau debitur yang terkait dan tidak boleh kepada keluarganya.
  • Debt collector juga hanya boleh menagih sesuai alamat penagihan dalam waktu normal beraktivitas umumnya yaitu mulai dari jam delapan pagi hingga delapan malam.

4. Cara Mengadukan Debt collector Nakal

Debt collector yang tidak mengikuti prosedur berhak untuk diadukan pada lembaga terkait. (Foto: The Straits Times)
Apabila Anda mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari debt collector maka Anda bisa melaporkannya langsung pada lembaga terkait untuk segera diusut dengan tuntas. Di bawah ini adalah beberapa lembaga yang bisa Anda coba untuk melaporkan berbagai ancaman atau perlakuan buruk debt collector:

a. Bank Indonesia

Bank Indonesia mempunyai peran yang sangat penting sebagai otoritas moneter. Bank Indonesia berperan untuk memberikan perlindungan kepada Anda sebagai konsumen atas berbagai bentuk jasa sistem pembayaran yang ada. Anda bisa melakukan pengaduan pada BI melalui:

b. Otoritas Jasa Keuangan

Cara berikutnya untuk melaporkan debt collector yang nakal adalah dengan melalui Otoritas Jasa Keuangan. Lembaga OJK adalah pengawas industri jasa keuangan yang wajib melindungi kepentingan konsumen atau masyarakat. Anda bisa melakukan pengaduan dengan menghubungi:

c. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau disebut juga sebagai YLKI menerima pengaduan konsumen termasuk pengaduan terhadap debt collector. Aduan yang sampai kepada YLKI biasanya juga akan diteruskan pada OJK atau BI untuk ditindaklanjuti lagi. Anda bisa melaporkan pada YLKI dengan menghubungi:
  • Telepon : 021-7981858
  • Form janji online : http://pelayanan.ylki.or.id
  • Alamat : Jl. Pancoran Barat VII/1, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

d. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia

Cara yang bisa Anda lakukan untuk melaporkan intimidasi dari debt collector adala dengan mengadukannya langsung pada Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI. Kantor cabang YLBHI tersebar hingga ke beberapa kota membuat Anda bisa dengan leluasa melaporkan tindakan intimidasi dari debt collector. Di bawah ini adalah kontak YLBHI yang bisa coba Anda hubungi:

5. Hak Nasabah dan Hukum Dasar Debt collector

Setiap nasabah mempunyai haknya masing – masing dan dilindungi oleh hukum. (Foto: Pexels)
Nasabah mempunyai haknya masing – masing dan hak tesebut yang menjadi acuan untuk melaporkan apabila terdapat tindakan yang tidak menyenangkan dari debt collector. Di bawah ini adalah beberapa hak nasabah perbankan yang perlu Anda ketahui:
  • Nasabah berhak untuk mengetahui secara detail mengenai berbagai produk perbankan secara transparan.
  • Nasabah berhak mendapatkan bunga atas produk tabungan atau deposito sesuai dengan yang telah dijanjikan.
  • Nasabah juga berhak untuk mendapat layanan jasa seperti fasilitas ATM dan mendapatkan laporan transaksi yang sudah dilakukan
  • Nasabah juga berhak untuk mendapat uang Rupiah dalam kondisi yang asli dan masih berlaku untuk alat pembayaran.
  • Nasabah mempunyai hak secara penuh untuk memberikan pengaduan dan wajib untuk ditindaklanjuti.
  • Nasabah berhak mendapat kompensasi atau penggantian atas kerugian yang diakibatkan oleh pemanfaat barang dan jasa yang diberikan. Ganti rugi juga wajib diberikan jika barang atau jasa tidak sesuai dengan perjanjian yang ditawarkan bank.
Tidak hanya itu saja, debt collector juga mempunyai dasar hukumnya sendiri untuk bisa beroperasi di Indonesia. Untuk di bidang perbankan terdapat peraturan perundangan yang mengatur dan membolehkan pihak Bank untuk melakukan penagihan secara langsung pada pelanggan. Di bawah ini adalah badan hukum dasar dari debt collector:
  • Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/17/DASP Tanggal 7 Juni 2012 Perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (“SEBI 2012”).
  • Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/25/DKSP Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP Tanggal 13 April 2009 Perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.
Apabila debt collector melakukan tindak kekerasan maka sesuai dengan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana maka debt collector bisa dipidana dengan pasal penghinaan yaitu Pasal 310 KUHP dan Pasal 335 ayat (1) KUHP.
Itulah beberapa penjelasan mengenai debt collector dan panduan untuk melakukan pengaduan apabila terdapat oknum dari debt collector melakukan tindak kekerasan kepada Anda. Anda juga sebagai debitur harus mengerti mengenai tanggung jawab dari meminjam uang. Jangan pernah meminjam uang untuk kebutuhan yang tidak mendesak.
Masih bingung perbedaan SHM dan HGB? Simak video berikut ini untuk penjelasannya.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah.

Tanya Rumah.com

Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini