RumahCom – Unsur tradisional dalam sebuah hunian tak menuntut Anda mewujudkan rumah adat secara total. Namun, Anda dapat memadukan dengan konsep modern, maka hunian akan mendapatkan kesan unik yang tidak pasaran. Perpaduan gaya etnik dan modern ini bisa menjadi jembatan penyeimbang antara sisi kekinian yang minimalis dan sisi tradisional yang kaya akan unsur filosofis.
Salah satu jenis rumah adat tradisional yang dapat menjadi inspirasi adalah rumah adat Bali yang merupakan 34 rumah adat di Indonesia. Sebelum membahas lebih lanjut, berikut ini merupakan poin-poin penting yang akan menjadi pembahasan di artikel ini.
- Bagian Rumah Adat Bali
- Struktur Area Beserta Fungsinya
- Material Membangun Rumah dari Bali
- Keunikan Rumah dari Bali
Bagian Rumah Adat Bali

Rumah adat dari Bali memiliki bagiannya tersendiri yang membuatnya semakin unik dan berbeda dari rumah adat kebanyakan. Mulai dari penampakan luar hingga bagian belakang rumah. Bagian-bagian rumah Bali terletak secara terpisah-pisah. Masing-masing bagian rumah Bali memiliki fungsi dan makna filosofisnya tersendiri.
Berikut ini merupakan penjelasan secara rinci terkait bagian-bagian rumah adat dari Bali yang perlu Anda ketahui.
1. Angkul-Angkul

Angkul-angkul adalah bagian paling depan yang pada umumnya memiliki gapura dengan atap model tradisional dan bagunan seperti candi di bagian kiri dan kanannya.
Atap angkul-angkul yang penuh dengan ukiran artistik menghubungkan kedua sisi gapura sehingga terlihat unik. Awalnya, atap menggunakan rumput kering namun di jaman sekarang banyak orang yang sudah mengubahnya menjadi genteng.
2. Aling-aling

Aling-aling merupakan bagian dari halaman rumah adat dari Bali yang menjadi pembatas antara angkul-angkul dengan tempat suci. Bangunan kecil ini merupakan tempat melakukan aktivitas persiapan alat upacara adat/tradisional atau juga sekadar beristirahat. Umumnya, aling-aling memiliki dinding pembatas yang juga disebut penyengker menggunakan patung di areal depan.
3. Pura Keluarga

Pura keluarga atau Pamerajaan adalah pura untuk beribadah di rumah keluarga yang biasanya dibangun di pojok rumah adat di sebelah timur laut. Hampir semua rumah di Bali memiliki Pura kecil ini agar semua penghuni rumah bisa beribadah dan berdoa di Pura tersebut.
4. Bale Dauh

Bale dauh merupakan tempat masyarakat Bali biasanya menerima tamu. Ruangan ini terletak di sisi barat dengan banyak tiang penyangga, namun jumlah tiangnya berbeda antara satu rumah dengan rumah lainnya. Berbentuk persegi panjang dan memiliki bale di dalam ruangan, Bale Dauh ini juga bisa digunakan sebagai kamar tidur remaja.
5. Bale Gede

Bale gede adalah ruangan yang berukuran paling besar di rumah adat dari Bali. Bangunan ini memiliki desain yang mewah sehingga berfungsi untuk perayaan upacara adat tidak hanya bersama keluarga tapi juga masyarakat sekitar.
6. Bale Manten

Bale Manten atau Bale Daja sebenarnya adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat tidur kepala keluarga atau anak gadis yang belum bersuami. Namun saat ini, desainnya sudah dimodifikasi menjadi rumah adat modern Bali. Bangunannya diwajibkan untuk menghadap ke sebelah utara, berbentuk persegi panjang dan terdapat bale-bale di sebelah kanan dan kirinya.
7. Pawerangan

Pawerangan adalah ruangan dapur yang dibangun untuk tempat penyimpanan dan pengolahan makanan. Letaknya berada di sebelah selatan atau barat laut rumah utama dan dipisahkan menjadi dua bagian yakni tempat memasak dan menyimpan makanan, alat dapur dan lain-lain.
Tips Rumah.com
Diskusikan dengan arsitek yang biasanya menangani pembangunan rumah tradisonal untuk mendapatkan hasil yang sesuai.
8. Jineng

Jineng atau klumpu adalah bangunan untuk menyimpan gabah padi yang ukurannya umumnya paling kecil. Gabah biasanya disimpan di dua tempat yakni di kolong untuk gabah yang masih basah dan di atas untuk gabah yang sudah kering.
Struktur Area Rumah Adat dari Bali Beserta Fungsinya

Seperti yang telah diketahui, rumah adat dari Bali terdiri dari beberapa bagian ruang yang memiliki masing-masing fungsi. Struktur pertama atau terluar dari rumah Bali adalah gapura sebagai pintu masuk. Setelah melewati gapura, Anda akan menemukan bagian rumah lain yaitu Pengijeng Karang yang berfungsi sebagai tempat persembahyangan.
Struktur ruangan berikutnya adalah Bale Manten yang merupakan ruang penyimpanan barang. Namun, di beberapa kesempatan ruangan ini digunakan sebagai kamar untuk pengantin baru. Ruangan selanjutnya adalah Bale Gede Atau Bale Adat yang merupakan ruangan untuk berkumpul seluruh anggota keluarga atau pertemuan besar lainnya.
Kemudian terdapat Bale Dauh yang merupakan ruangan khusus bagi anak laki-laki. Ruangan ini digunakan sebagai ruangan bekerja maupun peristirahatan. Selanjutnya yaitu Paon yang merupakan dapur keluarga. Dan ruangan terakhir adalah Lumbung yang merupakan ruangan penyimpanan kebutuhan pokok sehari-hari maupun hasil panen.
Jika telah yakin untuk membangun hunian dengan gaya rumah adat Bali, Anda bisa memesan beragam ukiran maupun patung yang menjadi ciri khas rumah Bali, langsung kepada pengukur di Bali. Namun, jika tidak ingin direpotkan dengan proses pembangunan, Anda bisa membeli rumah jadi seperti Listing rumah dijual wilayah Bali.
Material Membangun Rumah Adat Asal Bali

Seperti yang telah dibahas pada ciri khas rumah adat asal Bali, ada beberapa material bangunan yang digunakan sehingga membedakan rumah Bali dengan lainnya. Salah satunya adalah penggunaan batu bata merah ekspos sebagai struktur pembentuk rumah. Selain batu bata, rumah adat dari Bali biasanya menggunakan tanah liat ataupun susunan bebatuan untuk membangun dinding rumah.
Untuk bagian atap rumah Bali, sebagian besar menggunakan alang-alang dan campuran serat pohon. Namun ada pula yang mulai menggantinya dengan genting berbahan tanah liat.
Dengan adanya aturan kasta, dahulu material pembangunan rumah Bali biasanya berbeda antara satu kasta dengan kasta yang lain. Sebagai contoh, masyarakat dengan kasta bangsawan biasanya menggunakan material bata sebagai salah satu bahannya dan genteng tanah liat sebagai material atap. Sedangkan untuk masyarakat dengan kasta lainnya, menggunakan tanah liat sebagai material bangunan untuk dinding dan alang-alang sebagai material untuk atap.
Keunikan Rumah Adat Asal Bali

Anda ingin mencoba konsep rumah adat dari Bali untuk hunian Anda? Kenali dulu karakteristik dan keunikan rumah adat di bawah ini. Unsur tradisional dan karakteristik rumah adat dari bali dapat menjadi inspirasi untuk hunian Anda.
Namun, Anda juga bisa mengkombinasikan keunikan rumah Bali dengan selera dan preferensi Anda. Dibawah ini merupakan beberapa keunikan rumah adat dari Bali yang perlu Anda ketahui.
1. Representasi gapura Candi Bentar pada pintu masuk rumah adat Bali
Rumah adat dari Bali umumnya memiliki pintu masuk berupa gapura Candi Bentar. Tak hanya di Bali, gapura ini bisa juga Anda temukan di pulau Jawa dan Lombok, terutama pada bangunan keraton, makam, hingga tempat suci yang bernafaskan budaya Hindu.
Gapura Candi Bentar bukanlah sebagai representasi tempat ibadah, melainkan lebih kepada sisi estetika dari sebuah pintu masuk. Pada bangunan dan rumah adat dari Bali, detail pada Candi bentar ini lebih dekoratif. Candi Bentar umumnya memiliki beberapa anak tangga dan tidak memiliki atap. Anda juga bisa mengadaptasi Candi Bentar sebagai pintu masuk hunian Anda untuk memberi nuansa etnik.
2. Pagar tembok rumah adat Bali tidak sekadar pembatas rumah
Rumah adat asal Bali pasti memiliki pagar tembok sebagai pembatas rumah. Hal ini karena kepercayaan masyarakat Bali bahwa pagar akan melindungi mereka dari roh jahat. Pagar pun tak dibangun tinggi. Pagar pada rumah adat asal Bali umumnya memiliki tinggi sedang yang tak menutupi pandangan, tapi tetap melindungi privasi.
Hampir sama dengan material gapura dan pura pemujaannya, pagar tembok pada rumah adat asal Bali menggunakan material dari batu candi atau batu bata ekspos. Unsur ini bisa Anda jadikan inspirasi bagi hunian Anda.
Anda bisa menggunakan pagar batu penuh dengan material batu candi atau batu bata ekspos. Jika ini terlalu mencolok bagi Anda, padukan saja dua material ini; batu bata ekspos sebagai material tembok dan batu candi sebagai pembingkainya.
Jika hanya ingin menjadikan unsur rumah adat dari Bali ini sebagai aksen, Anda bisa menggunakan pagar besi atau kayu sebagai elemen utamanya, lalu gunakan material batu candi atau batu bata ekspos pada pilar penghubung antar pagar.
Mau KPR rumah dan bingung menentukan pilihan suku bunga KPR? Ketahui plus minusnya!
3. Hunian dengan rumah adat Bali dibuat seperti kompleks
Keunikan lain yang ada pada rumah adat ini adalah hunian yang dibuat seperti kompleks. Tiap bangunan punya fungsinya masing-masing dan tidak digabungkan dalam satu atap.
Tata ruang ini menganut konsep kosmologis dan falsafah kepercayaan, yang mengatur hubungan individu dengan Tuhan, dengan manusia lain, dan dengan alam. Aturan tata letak ini diatur dalam kitab suci Weda dan dikenal dengan Asta Kosala Kosali.
Pada rumah adat ini, ruangan dibuat terpisah menjadi beberapa Bale yang mengelilingi halaman tengah yang luas. Anda bisa mencontek ide ini untuk area santai pada hunian Anda.
Jika pekarangan Anda luas (baik di depan atau di bagian belakang), Anda bisa membuat rumah santai berupa gazebo ala rumah Bali, seperti yang bisa dilihat dari properti yang pada gambar di atas.
Anda bisa menggunakan pilar bernuansa bebatuan dengan atap dari bahan-bahan alam, seperti genting tanah atau ijuk. Letakkan juga kursi panjang dari rotan atau dari bambu untuk semakin mengentalkan nuansa Bali.
4. Peletakkan ruangan pada rumah adat Bali berdasarkan arah mata angin
Konsep ini juga yang membuat rumah adat ini memiliki pengaturan akan tata letak berdasarkan mata angin dan berdasarkan hierarki. Mengikuti aturan pada rumah adat ini, ruangan yang dimuliakan akan diletakkan pada sudut utara dan timur. Jika Anda sedang merancang atau merenovasi tata ruang pada rumah, Anda juga bisa mengambil ide ini.
Pada bagian rumah yang menghadap arah timur, Anda biasanya akan menerima cahaya matahari pagi yang lebih sejuk ketimbang bagian cahaya matahari sore di bagian Barat.
Manfaat menerima vitamin D dari paparan sinar matahari yang cukup setiap harinya, Anda bisa mengurangi risiko osteoporosis, lemah otot, hingga depresi. Karena itu, Anda bisa menempatkan ruang tidur atau ruang keluarga dengan bukaan jendela besar untuk memaksimalkan curah cahaya dan sirkulasi udara.
5. Rancangan bangun rumah adat dari Bali akrab dengan nuansa alam
Aturan hubungan manusia dengan alam membuat rumah adat dari Bali mengadopsi konsep yang akrab dengan nuansa alam. Perhatikan saja, rumah adat asal Bali umumnya memiliki halaman yang luas karena individunya didorong untuk selalu berkomunikasi dengan alam.
Begitu juga dengan bagian atap yang lebih sering dijumpai dengan fitur tingkap atau tambahan ruang di antara atap dan dinding. Sirkulasi udara lebih lancar serta kedekatan manusia dan alam tidak akan terlalu terkungkung batas.
Rumah adat ini juga menggunakan beberapa material alam yang berbeda tergantung kekayaan penghuninya atau hierarki. Jika penghuninya tergolong dari kasta brahmana atau bangsawan, huniannya menggunakan batu bata ekspos. Jika tergolong masyarakat biasa, rumahnya hanya menggunakan tanah liat.
Untuk atap, material yang digunakan bisa bermacam-macam tergantung tingkat kemakmuran yang dimiliki. Ada yang menggunakan genting tanah atau ijuk. Karena tak terikat hierarki, Anda bisa menggunakan material yang mana saja jika ingin mengadopsi konsep rumah adat ini untuk hunian Anda
Nah, itulah penjelasan secara rinci filosofi dan struktur bangunan dari rumah adat dari Bali. Dengan mengetahui makna dibalik bagian-bagian rumah Bali, semoga memberikan inspirasi bagi Anda yang berencana membangun rumah serupa.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah