Tak ada rasanya satupun orang yang menginginkan kerugian saat menjual rumahnya. Semua pasti mendambakan keuntungan berlipat yang bisa dialokasikan untuk modal usaha pribadi atau bahkan membeli rumah baru lagi yang lebih besar. Begitukah dengan Anda?
Dalam dunia investasi properti, persentase kenaikan nilai jual rumah ini dikenal dengan istilah Return on Investment atau disingkat dengan ROI.
ROI hampir mirip dengan Capital Gain yang menyatakan nilai keuntungan modal dalam jangka waktu satu tahun. Bedanya, ROI menyatakan nilai dalam bentuk persentase, bukan angka nominal. ROI lebih populer digunakan untuk menentukan keuntungan dari bisnis properti.
(Rumah dijual di Jabodetabek harga dibawah Rp500 Juta, cari di sini)
Konsep ROI tidak hanya diperlukan oleh pengembang atau investor properti. Karena bagi Anda yang menjual rumah pribadi, Anda juga bisa mendapat keuntungan berlipat.
Salah satunya dengan melakukan renovasi. Dengan melakukan perhitungan yang matang, Anda bisa melakukan renovasi kecil yang meningkatkan harga jual secara signifikan.
Cara Menghitung ROI
Return on Investment dihitung berdasarkan dua angka: biaya investasi yang dikeluarkan (misalnya biaya renovasi) dan yang kedua, berapa keuntungan investasi yang didapat (berapa persen renovasi tersebut meningkatkan harga jual rumah Anda).
Sebagai contoh, Anda melakukan perbaikan lantai yang dilapisi oleh material parket di area teras. Pekerjaan ini menghabiskan biaya sekitar Rp2,5 juta untuk membeli material dan upah pekerja tukang, ini adalah biaya investasi Anda.
(Baca juga review perumahan baru Rumah.com)
Namun ketika mengiklankan rumah, Anda bisa meningkatkan harga jual hingga Rp3 Juta. Maka Return on Investment Anda adalah Rp500 Ribu atau setara dengan 16,7 persen kenaikan.
Meski begitu, terkadang kenyataan tak selalu sesuai harapan. Kadang renovasi yang telah memakan biaya tidak menghasilkan ROI yang telah diperhitungkan.
Menurut Majalah Remodelling Cost vs Value Report, rata-rata pemilik rumah hanya mendapatkan keuntungan atau ROI sekitar 64 persen dari usaha renovasinya. Untuk itu, Anda bisa coba beberapa teknik renovasi yang lebih menguntungkan berikut ini.
(Baca juga: Langkah Renovasi yang Kurang Mendongkrak Harga Rumah)
Pilih Renovasi yang Tepat
Untuk meningkatkan kemungkinan Return on Investment yang semakin tinggi, pilih jenis perbaikan rumah yang tepat dan hindari beberapa hal dibawah ini:
- Modifikasi efisiensi energi. Untuk beberapa tipe perumahan di perkotaan dimana kepedulian masyarakat akan energi ramah lingkungan cukup tinggi, renovasi jenis ini bisa cukup menguntungkan.
Salah satu caranya bisa dengan pemasangan panel surya atau desain ventilasi yang menyejukkan ruangan tanpa pendingin udara. Anda bisa menjelaskan nilai tambah ini ke pembeli dan bisa meningkatkan harga jual rumah sampai 100%. - Beberapa pembeli mencari rumah yang bisa memberikan rasa aman. Dengan memasang pintu masuk dari pagar besi atau renovasi pintu garasi, dipercaya dapat meningkatkan nilai jual hingga 90%
- Renovasi kecil pada dapur Anda ternyata bisa memberi dampak besar. Contohnya mengganti kenop laci atau handle keran. Menurut riset dari foxnews.com, renovasi kecil di dapur bisa meningkatkan harga jual sampai 83 persen!
- Hindari perbaikan besar yang menguras kantong Anda. Misalnya untuk renovasi total kamar mandi atau kolam renang.
Anda cukup fokus pada perubahan kecil yang membuat rumah Anda tampak menarik. Misalnya menambahkan pohon atau semak semak kecil pada pekarangan rumah.