RumahCom – Indonesia adalah salah satu negara dengan destinasi wisata yang sangat menarik dan disukai oleh banyak turis asing. Ada banyak sekali keunikan yang dimiliki oleh setiap daerah yang ada di Indonesia. Biasanya setiap daerah memiliki rumah adatnya sendiri, seperti Rumah Adat Madura yang unik dan khas.
Rumah adat biasanya dibuat dengan memiliki keunikannya tersendiri dan menjadikan setiap rumah adat cukup mudah untuk dibedakan. Tidak hanya itu saja, setiap rumah adat juga dibuat dengan mengutamakan adat yang ada pada setiap daerah masing-masing dan membuat rumah adat mempunyai ciri khas yang sangat kentara. Supaya anda bisa mengetahui tentang Rumah Adat Madura Taneyan Lanjhang secara lebih lengkap, maka artikel kali ini akan membahas mengenai:
- Filosofi Rumah Adat Madura, Taneyan Lanjhang
- Ciri Khas Rumah Adat Madura (Taneyan Lanjhang)
- Bagian Rumah Adat Madura (Taneyan Lanjhang)
- Halaman atau Taneyan
- Tempat Ibadah Langghar
- Rumah atau Bangunan Utama
- Dapur untuk Memasak
- Material Bangunan Rumah Adat Madura (Taneyan Lanjhang)
- Bentuk Rumah Adat Madura (Taneyan Lanjhang)
1. Filosofi Rumah Adat Madura, Taneyan Lanjhang
Taneyan Lanjhang merupakan sebuah pemukiman atau kumpulan rumah adat Madura yang tersusun dari beberapa rumah dan penghuni yang ada di dalamnya masih memiliki ikatan keluarga. Sikap kekeluargaan masyarakat Madura sangat terasa di Taneyan Lanjhang, bahkan dalam satu kelompok rumah bisa terdiri dari 2 hingga 10 rumah dan dihuni oleh sepuluh keluarga.
Menjunjung tinggi kekeluargaan merupakan ciri khas masyarakat Madura. Simbol-simbol yang mendukung hal tersebut terlihat dari rumah adat Madura yang sebagian besar masih terawat rapi dan dilestarikan hingga saat ini. Letak rumah adat sangat berdekatan dengan lahan garapan, sumber mata air atau sungai.
2. Ciri Khas Rumah Adat Madura (Taneyan Lanjhang)
Secara etimologis, Taneyan Lanjhang dapat diartikan sebagai halaman yang panjang. Secara istilah, Taneyan Lanjhang adalah halaman depan rumah orang Madura yang cukup panjang. Mereka tinggal bersama di sebidang tanah dengan deretan rumah yang masih memiliki relasi keluarga, sanak saudara, atau kerabat.
Halaman depan yang panjang atau yang dikenal dengan Taneyan Lanjhang merupakan ciri khas rumah adat Madura. Taneyan Lanjhang memiliki komponen di antaranya rumah induk atau rumah utama, langgar, kandang, dapur, serta pekarangan (taneyan).
Taneyan Lanjhang termasuk ke dalam salah satu pemukiman etnis Madura yang sangat dijaga sekali oleh setiap penghuni yang ada di dalamnya. Rumah yang satu dengan rumah lainnya berjarak lumayan dekat, biasanya hanya dibatasi oleh pekarangan. Lokasinya sangat dekat dengan tanah pertanian, mata air, atau sungai.
Rumah adat Madura dihuni oleh satu keluarga yang masih memiliki ikatan darah. Taneyan Lanjhang biasanya terdiri dari 5-8 rumah. Di sekitar rumah ditanami banyak pohon seperti semak-semak, bambu, dan lain-lain. Bambu ini selain sebagai pagar hidup atau pembatas Taneyan Lanjhang juga berfungsi sebagai pelindung dari tiupan angin kencang.
Pekarangan atau taneyan tidak memiliki pagar, setiap warga lain yang akan berkunjung harus melewati jalan atau pintu yang sudah tersedia. Bahkan orang baru pun harus melakukan hal ini, karena akan dianggap tidak sopan jika tidak melewati jalan yang sudah ada.
Rumah adat Madura ini hanya memiliki satu pintu masuk yang terletak di depan rumah. Hal ini bertujuan agar pemilik rumah dapat mengontrol aktivitas keluar masuk anggota keluarga. Pintu ini dihiasi dengan ukiran khas Madura, dengan warna hijau dan merah yang merupakan simbol kesetiaan dan perjuangan.
Taneyan Lanjhang terbentuk dari sejumlah rumah yang tersusun sejajar dengan rumah induk di bagian tengah. Rumah induk ini ditandai dengan dua jengger ayam yang menghiasi atap rumah adat Madura dengan posisi berhadapan seperti nisan.
Hiasan ini dimaksudkan agar pemilik rumah mengingat kematian yang pasti akan dialami oleh setiap makhluk hidup. Rumah utama atau rumah induk ditempati oleh orang tertua dalam keluarga. Orang tertua ini disebut kepala somah. Kepala somah seperti raja kecil di dalam Taneyan Lanjhang. Dia merupakan orang yang mengontrol semua kebijakan keluarga, terutama yang menyangkut pernikahan.
Dengan mempunyai rumah sendiri, Anda bebas untuk mengubah atau mendekorasinya. Jika tertarik, Anda juga bisa mendekorasikan rumah Anda supaya memiliki desain layaknya seperti Rumah Adat Madura yang memiliki halaman yang luas. Sebagai rekomendasi berikut properti terjangkau status SHM di Kota Solo, Jawa Tengah
Tips Rumah.com
Rumah adat yang ada di seluruh Indonesia harus dijaga dengan baik dan benar supaya tidak punah dan tetap lestari.
3. Bagian Rumah Adat Madura (Taneyan Lanjhang)
Sama seperti rumah adat lainnya, Rumah Adat Madura dibuat dengan memiliki bagian-bagian yang berbeda. Setiap bagian mempunyai fungsi dan latar belakangnya, sehingga tidak dibuat secara sembarangan. Di bawah ini adalah beberapa bagian Rumah Adat Madura yang perlu Anda ketahui:
1. Halaman atau Taneyan
Taneyan atau pekarangan merupakan ruang utama yang berada di tengah-tengah rumah adat Madura. Taneyan merupakan ruang terbuka yang berfungsi sebagai tempat sosialisasi antar anggota keluarga, tempat melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu juga sebagai tempat melakukan ritual keluarga, tempat bermain anak, dan kegiatan lainnya.
Taneyan memiliki kelebihan sebagai tempat komunikasi dan mengikat hubungan satu keluarga dengan keluarga lain. Peran taneyan menjadi sangat penting karena disinilah kekeluargaan dan kebersamaan dibangun.
2. Tempat Ibadah Langghar
Setiap rumah adat Madura dilengkapi dengan mushola. Mushola ini selain berfungsi sebagai tempat sholat juga menjadi tempat kepala somah mengawasi orang-orang yang keluar masuk pekarangannya. Orang Madura menyebut tempat persembahyangan ini sebagai langgar.
Langgar di Madura merupakan sesuatu yang sangat penting karena masyarakat Madura adalah pemeluk agama yang sangat kuat. Langgar merupakan simbol ketaatan beragama masyarakat Madura. Lokasinya berada di sebelah barat yang dalam Islam berarti menghadap kiblat. Selain digunakan sebagai tempat peribadatan, langgar juga berfungsi untuk menjaga ternak dan melindungi hasil panen.
Langgar juga digunakan sebagai pusat kegiatan laki-laki. Bisa menjadi tempat bekerja pada siang hari, tempat menerima tamu, serta tempat istirahat bagi laki-laki. Langgar juga biasa digunakan untuk aktivitas sehari-hari serta tempat belajar agama bagi penghuni Taneyan Lanjhang.
3. Rumah atau Bangunan Utama
Rumah utama atau bangunan utama yang ada pada Rumah Adat Madura biasanya dihuni oleh orang tertua yang ada pada seluruh keluarga yang ada di kumpulan rumah tersebut. Jika dilihat dari ukuran, rumah atau bangunan utama memiliki ukuran dengan lebar sebesar 6.6 meter dan panjang hingga 11 meter.
Cara membedakan bangunan utama dari bangunan umum lainnya adalah dengan adanya jengger ayam sebagai tanda yang membedakan. Bangunan utama juga biasanya akan terlihat lebih besar dan mewah dibandingkan dengan bangunan lainnya.
4. Dapur untuk Memasak
Letak dapur dalam rumah adat Madura bisa berada di samping atau belakang rumah, di samping langgar ataupun bersebelahan dengan kandang ternak. Dapur tidak hanya sebagai tempat untuk mempersiapkan makanan, tetapi juga berfungsi sebagai lumbung atau tempat menyimpan hasil panen. Ukuran dari sebuah dapur juga tidak terlalu luas dan biasanya lokasi pembangunan dari dapur akan disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Material Bangunan Rumah Adat Madura (Taneyan Lanjhang)
Masyarakat tradisional umumnya masih mengandalkan bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membangun rumah tradisional atau rumah adat. Sama seperti rumah adat lainnya, Rumah Adat Madura juga dibuat dari bahan-bahan tradisional yang berasal dari hutan yang berada di sekitar pemukiman rumah adat tersebut.
Sebagai contoh, lantai Rumah Adat Madura yang memiliki tinggi hingga 40 cm di atas tanah ini biasanya terbuat dari tanah, plesteran dan campuran bahan lainnya seperti terakota. Sedangkan untuk dinding dari rumah adat ini dibuat dari bahan seperti kayu, bambu, tembok biasa hingga tabing supaya bangunan memiliki kekuatan struktural yang baik.
Pintu rumah adat Madura umumnya terbuat dari kayu. Pada masyarakat dengan tingkat ekonomi yang tinggi, pintu rumah dihiasi dengan ukiran khas Madura yang akan membuat rumah menjadi terlihat mewah dan menarik. Bahan atapnya terbuat dari daun lontar, ilalang, atau genteng tergantung kondisi ekonomi keluarga tersebut.
Langgar yang ada di rumah adat Madura biasanya berukuran relatif lebih kecil dibandingkan rumah. Langgar berstruktur panggung dengan tiang setinggi 40-50 cm yang terbuat dari bambu atau kayu. Langgar memiliki dinding kanan, kiri, dan belakang. Dinding dapat dibuat dari tembok, kayu, atau bambu. Atap terdiri atas genteng atau daun. Tiang penyangga bisa berjumlah empat atau delapan dengan bahan bambu atau kayu yang kuat.
5. Bentuk Rumah Adat Madura (Taneyan Lanjhang)
Bentuk denah, letak tiang utama, dan bentuk atap dapat membedakan bentuk bangunan rumah adat Madura. Berdasarkan denah, bangunan dibagi menjadi slodoran dan sedana. Slodoran terdiri dari satu ruangan dengan dua pintu dan satu beranda dengan satu pintu keluar. Sedana memiliki dua ruangan dan dua pintu tetapi hanya memiliki satu beranda dengan satu pintu keluar. Rumah Adat Madura juga hanya memiliki sebuah pintu utama yang berada di bagian depan. Pintu tersebut digunakan untuk mengontrol aktivitas keluar masuk dari setiap anggota keluarganya.
Berdasarkan letak tiang utamanya, bangunan rumah adat Madura dibagi menjadi bangsal dan pegun. Bangsal memiliki bentuk serupa Joglo Jawa yang terpancung di kedua sisinya, sedangkan pegun berbentuk limas yang menjorok di bagian depan dan belakang. Kedua jenis ini memiliki struktur empat tiang utama yang sama. Akan tetapi bangsal selalu memiliki bubungan nok yang berbentuk ekor naga.
Dari bentuknya, atap rumah adat Madura bisa dibedakan menjadi pacenan, jadrih, atau trompesan. Atap pacenan berasal dari kata ‘pa-cina-an’ atau seperti bangunan cina. Atap ini selalu tampil dalam bentuk rumah tipe bangsal. Hiasan bubungan dapat berupa tanduk atau ekor naga. Jadrih sendiri merupakan jenis atap dengan dua bubungan. Sedangkan trompesan merupakan jenis atap yang terdiri dari tiga segmen.
Itulah pembahasan mengenai Rumah Adat Madura Taneyan Lanjhang, ciri khas dan bentuknya yang unik. Semoga artikel kali ini bisa menjadi sebuah referensi terbaik bagi Anda dan tertarik untuk ikut melestarikan rumah adat yang masih ada dan tersisa.
Anda tidak perlu bingung! Melalui video yang informatif berikut ini Anda bisa dengan mudah mengecek legalitas tanah.
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Tanya Rumah.com
Jelajahi Tanya Rumah.com, ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.