Penjelasan BEP atau Break Even Point, Rumus, dan Komponennya

Tim Editorial Rumah.com
Penjelasan BEP atau Break Even Point, Rumus, dan Komponennya
RumahCom – Ada banyak hal yang wajib dipelajari dan dipahami bila ingin menggeluti dunia bisnis. Tujuannya tak lain adalah demi mencapai cita-cita bisnis yang diinginkan secara mulus dan sempurna. Dari berbagai istilah bisnis yang umum terdengar, Anda pasti familiar dengan BEP atau Break Even Point.
BEP atau Break Even Point adalah salah satu kunci utama yang harus Anda pahami secara mendalam. BEP atau bahasa Indonesianya “titik impas” ditentukan berdasarkan pembagian total biaya tetap yang terkait dengan produksi dari pendapatan per unit individu dikurangi biaya variabel per unit.
Dalam hal ini, biaya tetap mengacu pada biaya yang tidak berubah tergantung pada jumlah unit yang terjual. Dengan kata lain, titik impas adalah tingkat produksi di mana pendapatan total untuk suatu produk sama dengan total biaya. Untuk memberi penjelasan lebih mendalam tentang BEP dan rumus BEP, simak dalam artikel ini.
  • BEP atau Break Even Point Adalah Rumus Hitung dalam Bisnis
  • Fungsi dan Manfaat BEP atau Break Even Point
  • Komponen dalam BEP atau Break Even Point
  • Rumus BEP atau Break Even Point
  • Simulasi Menghitung BEP atau Break Even Point dengan Rumus
20 Cara Cari Uang Online Paling Efektif 2022

20 Cara Cari Uang Online Paling Efektif 2022

BEP atau Break Event Point Adalah Rumus Hitung dalam Bisnis

Salah satu manfaat dari BEP adalah mengetahui perubahan harga jual dan biaya dalam suatu kegiatan bisnis. Sumber: Pinterest
Break Even Point. Istilah ini sering ditemukan pada artikel-artikel bisnis yang mengulas tentang keadaan dan situasi yang terjadi di perusahaan. Seringkali, BEP dari sebuah perusahaan menjadi acuan bagi para investor untuk menginvestasikan uangnya. Namun, bagi Anda yang masih awam, tentu menjadi sebuah kendala bagi pengusaha pemula untuk memahami sebuah berita dalam kolom bisnis dan keuangan.
Seperti sudah dipaparkan sebelumnya, Break Even Point (BEP) adalah istilah dalam akuntansi yang mengacu pada situasi di mana pendapatan dan pengeluaran perusahaan sama dalam periode akuntansi tertentu. Artinya tidak ada laba bersih atau tidak ada kerugian bersih bagi perusahaan atau artinya sama dengan “impas”.
BEP juga dapat mengacu pada pendapatan yang perlu dicapai untuk mengkompensasi biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk menghitung BEP, tentunya dibutuhkan rumus BEP. Di samping itu, salah satu manfaat dari BEP adalah mengetahui perubahan harga jual dan biaya dalam suatu kegiatan bisnis.
Oleh karenanya, bagi Anda yang membeli rumah dengan tujuan investasi, tentu penting untuk memerhatikan hal seperti ini. Mau punya rumah yang nilai investasinya terus meningkat di kawasan Bojongsari? Cek pilihan rumahnya dengan harga di bawah Rp500 jutaan di sini!

Fungsi dan Manfaat BEP atau Break Event Point

Nilai BEP membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai laba jika terjadi perubahan harga produk. Sumber: PINTERPandai
Break Even Point adalah harga pasar yang harus dicapai oleh aset yang mendasarinya untuk menghindari kerugian. Titik impas biasanya tidak memperhitungkan biaya komisi, meskipun biaya ini dapat dimasukkan jika diinginkan. Setelah mengetahui apa itu BEP, selanjutnya Anda patut mengetahui sejumlah fungsi dan manfaat dari BEP.

Fungsi BEP atau Break Event Point

Fungsi utama dari BEP adalah untuk mengetahui nilai BEP yang akan membantu pengusaha dalam menentukan volume kapasitas produksi yang tersisa setelah tercapainya BEP. Selain itu ada beberapa fungsi lainnya seperti:
  • Dengan adanya nilai BEP, maka perusahaan bisa menentukan langkah efisiensi kerja yang bisa dilakukan
  • Nilai BEP membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai laba jika terjadi perubahan harga produk.
  • Karena BEP berfungsi untuk mengetahui perubahan laba, maka BEP juga bisa menentukan kerugian yang terjadi.

Tips Rumah.com

Menghitung rumus BEP atau Break Even Point sangat penting guna menetapkan target penjualan selanjutnya demi memeroleh keuntungan usaha.

Manfaat BEP atau Break Event Point

Secara garis besar, manfaat BEP adalah sebagai pedoman bagi pengusaha untuk memberikan nilai investasi yang tepat sehingga bisa mengimbagi biaya produksi awal. Di samping itu, manfaat lain dari BEP adalah:
  • Bahan analisis bagi perusahaan untuk mengetahui nilai jual beli saham, perencanaan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan.
  • Patokan dalam menentukan margin, agar perusahaan memperoleh keuntungan bukan kerugian.

Komponen dalam BEP atau Break Event Point

Ada empat komponen dalam BEP. Sumber: Medium
Ada empat komponen yang menjadi dasar untuk menentukan rumus BEP. Diantaranya:
  • Biaya tetap atau fixed cost, yang merupakan biaya wajib yang dikeluarkan oleh perusahaan, seperti gaji karyawan, biaya sewa gedung dan/atau sewa gudang, biaya penyusutan mesin, dan lain-lain.
  • Biaya tidak tetap atau variabel cost, yang merupakan biaya dengan nilai yang berubah-ubah, tergantung dengan naik turunnya permintaan. Contoh dari biaya tidak tetap ini termasuk biaya listrik, air, telepon, bahan baku, transportasi, dan lain-lain.
  • Harga jual atau price, yang merupakan harga yang ditentukan setelah melihat semua biaya produksi ditambah dengan nilai margin yang diperoleh. Harga barang dihitung per unit.
  • Pendapatan atau revenue, yang merupakan penghasilan yang didapat dari seluruh penjualan.
Bagi pelaku bisnis yang memulai bisnis Startup, perlu memahami kedua jenis BEP (break-even time dan break-even unit volume). Tujuannya agar bisa memahami bagaimana solusinya apabila kehilangan uang untuk sementara waktu sebelum meraih keuntungan. Namun, tetap ada batasan waktu pengusaha dapat mentolerir kerugian.
Maka dari itu, sebelum meluncurkan bisnis baru, pelaku Startup memiliki ketertarikan untuk mengetahui volume bisnis impas. Pasalnya, bisnis Startup bisa mencapai keuntungan hanya dengan ketentuan volume bisnis melebihi "volume impas". Keputusan untuk meluncurkan bisnis mungkin bergantung pada pandangan pengusaha tentang waktu dan biaya yang diperlukan untuk mencapai volume tersebut.

Rumus BEP atau Break Event Point

Menghitung rumus BEP atau Break Even Point sangat penting guna menetapkan target penjualan selanjutnya demi memeroleh keuntungan usaha. Bila tidak melakukan perhitungan BEP secara tepat, dipastikan Anda tidak bisa menganalisis apa yang perlu diperbaiki dan mana yang perlu dipertahankan.
Perusahaan kelas besar pun selalu menggunakan rumus BEP agar bisa menentukan besar revenue. Berikut terdapat dua rumus yang digunakan dalam menghitung BEP seperti dirangkum Business Case Analysis.
  • Cara menghitung BEP dalam unit
BEP = FC / (P-VC)
  • Cara menghitung BEP dalam rupiah
BEP = FC / (M/P)
Keterangan:
  • BEP : Break Even Point
  • FC : Fixed Cost (biaya tetap)
  • VC : Variabel Cost (biaya variabel)
  • P : Price per unit (harga jual per unit)
  • M : Margin (selisish antara harga jual dan harga variabel per unit)

Simulasi Menghitung BEP atau Break Event Point dengan Rumus

Titik impas biasanya tidak memperhitungkan biaya komisi, meskipun biaya ini dapat dimasukkan jika diinginkan. Sumber: Cara Menghitung
Break Even Point adalah harga pasar yang harus dicapai oleh aset yang mendasarinya untuk menghindari kerugian. Titik impas biasanya tidak memperhitungkan biaya komisi, meskipun biaya ini dapat dimasukkan jika diinginkan. Setelah mengetahui rumus BEP, selanjutnya Anda patut mengetahui simulasi menghitung BEP dengan rumus BEP menghitung unit.

Simulasi Menghitung dengan Rumus BEP Menghitung Unit

BEP per unit diperoleh dari biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. Nilai margin kontribusi per unit diperoleh dari selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit. Selain itu, nilai margin kontribusi bisa diperoleh dari hasil pembagian antara total penjualan keseluruhan dengan biaya variabel.
Biaya tetap sebulan adalah sebesar Rp 200 juta, yang terdiri dari:
  • Biaya Gaji Pegawai + Pemilik : Rp120.000.000
  • Biaya Sewa Pabrik : Rp30.000.000
  • Biaya Sewa Gedung Kantor : Rp20.000.000
  • Biaya Penyusutan Mobil : Rp1.000.000
  • Biaya Asuransi Kesehatan : Rp29.000.000
Biaya variabel per unit Rp85.000, yang terdiri dari :
  • Biaya Bahan Baku : Rp40.000
  • Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp10.000
  • Biaya Lain : Rp35.000
  • Harga Jual per Unit Rp100.000
Berdasarkan data tersebut, maka dapat dihitung BEP Unit sebagai berikut:
  • BEP Unit = Biaya tetap / (harga jual per unit – harga variabel)
  • = 200.000.000 / (100.000 – 85.000)
  • = 200.000.000 / (15.000)
  • = 13.333
Jadi, BEP per unit adalah Rp13.333/unit

Simulasi Menghitung dengan Rumus BEP Menghitung Rupiah

Jika di atas adalah contoh menghitung BEP berdasarkan rumus BEP menghitung unit, maka berikut ini adalah simulasi menghitung BEP dengan rupiah. Singkatnya, BEP ini diperoleh dari harga jual satuan per unit dikalikan dengan BEP per unit. Dari hasil perkalian tersebut akan diperoleh nilai BEP dengan satuan mata uang yang digunakan.
Perlu dicatat satuan mata uang yang digunakan agar menghasilkan hitungan yang tepat. Berikut simulasi menghitung BEP rupiah:
BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Margin/harga per unit)
Dengan margin = Harga jual – harga variabel
= 100.000 – 85.000
= 15.000
BEP rupiah = 200.000.000 / (15.000/100.000)
= 200.000.000 / (0.15)
= 1.333.333.333
Jadi, BEP rupiahnya adalah Rp1.333.333.333
Dari penghitungan rumus BEP tersebut dapat diketahui bahwa titik impas bisa diperoleh dengan cara; membagi total biaya tetap dengan selisih antara biaya variabel dan harga satuan produk. Dengan demikian, cara menghitung BEP ini bisa digunakan untuk menentukan target penjualan selanjutnya agar keuntungan bisa diraih.
Tonton video yang informatif berikut ini untuk mempelajari tips beli rumah lelang bank yang bisa Anda ikuti dengan mudah!
Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Rumah.com

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.

Kalkulator KPR

Ketahui cicilan bulanan untuk hunian idaman Anda lewat Kalkulator KPR.

Kalkulator Keterjangkauan

Ketahui kemampuan mencicil Anda berdasarkan kondisi keuangan Anda saat ini.

Kalkulator Refinancing

Ketahui berapa yang bisa Anda hemat dengan melakukan refinancing untuk cicilan rumah Anda saat ini

Tanya Jawab Seputar Break Even Point (BEP)

Berikut rumus Break Even Point: BEP = Biaya Tetap / (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit) BEP = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit/Harga Per Unit).

Rumus unit adalah rumus BEP untuk menghasilkan unit produksi yang dihasilkan perusahaan yaitu: BEP = fixed cost/(harga per unit-biaya variabel per unit). Sementara rumus nominal rupiah, merupakan cara menghitung BEP balik modal. Rumusnya yaitu: BEP= fixed cost/(kontribusi margin per unit/harga per unit).

Secara umum, BEP Unit adalah penghitungan BEP yang dinyatakan dalam bentuk unit atau jumlah penjualan produk. Sedangkan BEP Rupiah adalah penghitungan BEP yang dinyatakan dalam harga penjualan (Rupiah).

Rumus untuk BEP produksi adalah biaya tetap dibagi harga per unit produk yang dikurangi biaya tidak tetap. Sementara untuk BEP penjualan yang dihitung dengan angka Rupiah dibuat dengan rumus biaya tetap yang dibagi dengan angka 1 dikurangi biaya variabel setelah dibagi volume penjualan.

Manfaat BEP yang pertama untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi sejumlah barang. Ketika kamu menghitung Break Even Point, otomatis akan menghitung semua biaya produksi, mulai dari biaya tetap hingga biaya variabel.