Stadion Utama Palaran merupakan stadion bertaraf internasional dan menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan Timur. Sayang stadion tersebut kini seperti terlantar. Inilah kisahnya.
Lima belas tahun lalu sebuah stadion dengan desain futuristik menimbulkan decak kagum penonton, atlet, pejabat, dan orang-orang yang sedang menonton pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XVII di Samarinda.
Bagaimana tidak, stadion itu terlihat sangat megah dengan fasilitas lengkap nan modern. Rakyat Kalimantan Timur, khususnya Samarinda, begitu bangga memiliki sebuah pusat olahraga yang disebut Stadion Utama Kaltim atau populer dengan sebutan Stadion Palaran.
Stadion Palaran bahkan disebut-sebut sudah bertaraf internasional, setara dengan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Bahkan saat itu tempat duduk penonton Stadion Palaran sudah didesain menggunakan single seat, lebih dulu dibanding dengan GBK.
Namun sungguh sangat disayangkan, stadion kedua terbesar di Indonesia setelah Stadion GBK ini kini kondisinya memprihatinkan. Padahal perkembangan sepak bola di Kalimantan Timur cukup pesat. Ada sekitar 10 klub sepak bola di Kalimantan Timur yang tersebar di berbagai strata liga di Indonesia.
Klub-klub tersebut tentu memerlukan homebase dan tempat bertanding yang memadai. Karena itulah Pemprov Kaltim berencana merenovasi stadion tersebut. Terlebih Kalimantan Timur kelak akan menjadi ibu kota baru Indonesia. Simak pesona Stadion Palaran, mulai dari sejarah, renovasi, kapasitas, dan fakta lainnya.
Kompleks Stadion Palaran merupakan salah satu sejarah bagi perkembangan olahraga nasional, di stadion inilah untuk pertama kalinya PON dilaksanakan di luar Pulau Jawa. Lagi cari rumah yang strategis di Kalimantan Timur,? Temukan pilihan rumahnya di sini!
Sejarah Stadion Palaran

Stadion multifungsi Palaran dibangun menjelang Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi tuan rumah PON ke XVII pada tahun 2008. Pembangunan stadion tersebut dimulai pada tahun 2006. Tak tanggung-tanggung, biaya yang digelontorkan oleh Pemprov Kaltim untuk pembangunan stadion ini adalah Rp 800 miliar.
Dr. Ir. I Gusti Ngurah Antaryama, Ph. D ditunjuk sebagai arsitek dari stadion ini. Arsitek sekaligus dosen di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini pun melibatkan tim yang terdiri dari ahli-ahli dari ITS Surabaya. Antaryama mengadopsi desain atap melengkung menyerupai bentuk bulan sabit.
Setelah proses pembangunan selama dua tahun akhirnya pada 18 Juni 2008, sekitar sebulan sebelum pembukaan PON ke XVII, Stadion Palaran diresmikan oleh Presiden RI saat itu, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono.
Stadion Palaran sangat megah dan luas. Terang saja, karena stadion ini dibangun di atas lahan seluas 88 hektare. Bahan-bahannya seperti rumput, menggunakan bahan berkualitas yaitu zoysia matrella yang setara dengan yang ada di stadion Brazil, Thailand, dan Singapura.
Sungguh sayang setelah perhelatan PON selesai stadion yang berada di Jalan Stadion Utama Kaltim, Palaran, Kecamatan Simpang Pasir, Kota Samarinda ini seolah terlupakan. Pemprov Kaltim selaku pemilik stadion tak sanggup menanggung beban biaya perawatan yang tinggi.
Ditambah lagi tidak ada pemasukan yang cukup sebagai dana operasional stadion ini. Tidak ada lagi klub yang menggunakan stadion ini sebagai markas. Klub terakhir yang menjadikan stadion ini sebagai markas adalah Putra Samarinda pada tahun 2014. Tak ada pula event atau pertandingan besar yang menyewa stadion ini.
Dengan kondisi yang kurang terawat dan fasilitas yang mulai rusak, stadion bertaraf internasional tersebut kini hanya digunakan oleh masyarakat sekitar. Baik untuk berolahraga ringan atau menggelar pertandingan persahabatan antar tim lokal.
Renovasi Stadion Palaran

Sejak resmi beroperasi pada tahun 2008 stadion yang disebut-sebut sebagai salah satu stadion terbesar di Asia Tenggara ini belum pernah mengalami renovasi sedikit pun. Jangankan renovasi, untuk pemeliharaan sehari-hari saja kurang memadai. Salah satu pembenahan sederhana hanyalah perbaikan cat beberapa tahun lalu.
Akibatnya kondisi stadion terlihat miris, berbanding terbalik dengan imej sebuah stadion tipe A bertaraf internasional. Rumput mahal yang dulu menghijaukan lapangan kini jarang terlihat. Bahkan sebagian besar lapangan sudah tak berumput.
Pintu masuk juga terlihat rusak bahkan terlepas dari engselnya. Kondisi tribun lebih memprihatinkan lagi. Kursi-kursi single seat yang dulu dibanggakan karena yang pertama di Indonesia kini ditumbuhi rumput liar dan lumut serta dipenuhi sampah. Fondasi tribun pun retak dan ambles. Kondisi ini bisa membahayakan penonton.
Pada tahun 2016 Pemprov Kaltim telah menggandeng perusahaan independen untuk mengaudit bangunan. Hasil dari audit tersebut, diperlukan dana setidaknya Rp 160 miliar untuk memperbaiki stadion. Jumlah tersebut sudah termasuk pagar dan jalan. Sayangnya, karena anggaran tidak mencukupi renovasi tidak bisa dilakukan.
Oleh karena itu Pemprov Kaltim berencana akan membenahi sedikit demi sedikit Stadion Palaran. Area sekitar stadion dibersihkan dan dihijaukan kembali. Sejumlah pohon buah-buahan seperti mangga, rambutan, jambu, jeruk, dan durian di tanam di sekitar stadion.
Dengan anggaran terbatas, pemerintah setempat juga akan membangun jogging track di Stadion Palaran. Jogging track yang direncanakan mengelilingi stadion tersebut memiliki panjang tiga kilometer dengan lebar 1,5 meter.
Sebenarnya Stadion Palaran memiliki berbagai venue olahraga. Ada sekitar 10 venue di area Stadion Palaran, mulai dari gedung bulutangkis, lapangan tenis, lapangan softball, arena panjat tebing, kolam renang, dan lain-lain. Sayang banyak venue yang juga tak terurus.
Kapasitas Stadion Palaran

Yang membanggakan dari Stadion Palaran adalah sejak awal berdiri stadion ini sudah memakai single seat di semua tribun, lebih dulu dibanding Stadion GBK. Stadion ini memiliki tribun dua tingkat di sekelilingnya.
Kapasitas atau jumlah tempat duduk masih simpang siur. Namun stadion tipe A ini saat dirancang didesain untuk menampung sekitar 30.000 tempat duduk. Namun beberapa sumber mengatakan bahwa Stadion Palaran mampu menampung hingga 50.000 bahkan sampai 67.000 penonton.
Dengan kapasitas 67.000 Stadion Palaran menduduki peringkat keempat dari 10 stadion terbesar di kawasan ASEAN menurut laman Asean Football. Dan menduduki posisi 15 dari daftar stadion terbesar di Asia.
Namun saat digelar pertandingan tim nasional U-19 di stadion tersebut pada tahun 2014, panitia pelaksana pertandingan mengkonfirmasi secara resmi bahwa kapasitas total stadion adalah 35.000 kursi.
Fakta Menarik Stadion Palaran

Walaupun kini kondisinya tidak lagi semenarik dahulu, namun Stadion Palaran telah menjadi saksi berbagai pertandingan bergengsi nasional. Setidaknya hingga saat ini stadion tersebut masih menjadi kebanggaan masyarakat Kaltim. Berikut beberapa fakta mengenai Stadion Palaran:
- Stadion Palaran pernah ditunjuk PSSI untuk menggelar babak final dan delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia tahun 2008.
- Pembukaan dan penutupan PON XVII tahun 2008 yang digelar di Stadion Palaran merupakan perhelatan akbar PON pertama di Pulau Kalimantan.
- Stadion ini pernah digunakan untuk putaran kedua Indonesia League pada tahun 2014.
- Stadion Palaran pernah menjadi markas Persiba Balikpapan dan Borneo FC ketika kualitas rumput stadion masih sangat baik.
- Butuh biaya setidaknya Rp 2 miliar setahun untuk merawat Stadion Palaran.
Tonton video berikut tips membuat akta jual beli tanah!
Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat AreaInsider.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Penyangkalan: Informasi yang disajikan hanya sebagai informasi umum. PropertyGuru Pte Ltd dan PT AllProperty Media atau Rumah.com tidak memberikan pernyataan ataupun jaminan terkait informasi tersebut, termasuk namun tidak terbatas pada pernyataan ataupun jaminan mengenai kesesuaian informasi untuk tujuan tertentu sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk memastikan informasi yang kami sajikan di dalam artikel ini akurat, dapat diandalkan, dan lengkap pada saat ditulisnya, informasi yang disajikan di dalam artikel ini tidak dapat dijadikan acuan dalam membuat segala keputusan terkait keuangan, investasi, real esate, maupun hukum. Lebih jauh, informasi yang disajikan bukanlah sebagai pengganti saran dari para profesional yang terlatih, yang dapat mengambil keputusan sesuai dengan kondisi dan situasi Anda secara pribadi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari keputusan yang Anda buat dengan mengacu pada informasi yang tersaji dalam artikel ini.